Dieng Kembali Membeku diselimuti embun es yang sangat indah, sayangnya..

Pesona wisata dan keindahan wisata di Dieng sangat terkenal karena kecantikan keindahan alam yang natural. Dan salah satu yang membuatnya viral adalah terbentuknya butiran embun es yang mirip dengan salju pada saat musim kemarau beberapa waktu yang lalu. Dan uniknya kejadian seperti ini selalu berulang setiap tahun di awal musim kemarau.

Dan seperti tahun ini, kemarin sempat dilaporkan salju atau butiran embun es yang fenomenal itu kembali menyelimuti dataran tinggi Dieng. Keindahan butiran es di pagi hari yang memantulkan cahaya sinar mentari pagi menimbulkan suasana cantik yang sangat indah untuk dilihat. Keindahan hamparan embun es di pagi hari ditambah dengan pemandangan nuansa candi Arjuna yang sangat eksotis menciptakan kombinasi lukisan alam yang sangat luar biasa cantik.
Namun sayangnya semenjak pandemi virus korona berapa bulan terakhir ini, beberapa lokasi di daerah wisata di Dieng ini memang sempat ditutup untuk sementara waktu dari kunjungan wisatawan. Sehingga momen langka seperti saat ini, di mana munculnya kembali butiran embun es mirip salju di pagi hari menjadi sangat sayang untuk tidak bisa dinikmati oleh banyak wisatawan. 
Biasanya kemunculan keindahan embun es ini menjadikan euforia bagi masyarakat setempat karena diharapkan mampu mendatangkan banyak wisatawan , yang tentunya juga akan menjadikan ladang rezeki bagi penduduk setempat.
Namun sepertinya untuk tahun ini harapan itu harus ditepis untuk sementara waktu, penduduk setempat maupun wisatawan harus berlapang dada untuk menahan diri sementara waktu hingga berakhirnya pandemi virus Corona ini selesai dan semua kembali berjalan seperti sedia kala.
Keindahan salju es ini menjadi sangat unik dan langka untuk daerah seperti Indonesia, yang pada umumnya memiliki iklim tropis, sehingga jarang sekali ada tempat wisata yang memiliki momentum keindahan seperti yang ada di Dieng ini.
Peristiwa munculnya embun es ini sebetulnya merupakan sesuatu yang wajar untuk daerah yang memiliki ketinggian diatas 2000 meter diatas permukaan air laut. Kemunculannya diprediksi setiap bulan Mei sampai dengan Juni pada saat musim kemarau tiba.